Sabtu, 09 November 2019

SATUAN ACARA PENYULUHAN KONRASEPSI DARURAT

SATUAN ACARA PENYULUHAN
TENTANG KONTRASEPSI DARURAT

Pokok Bahasan    :    Konseling program KB tentang kontrasepsi darurat
Sasaran                :    Wanita Usia Subur
Tempat                :   
Hari/Tanggal        :   
Waktu                  :   

A.      Latar Belakang
       Sudah sejak lama usaha-usaha untuk mencegah dan menunda kehamilan dilakukan orang terlebih dahulu sejak ditemukanya metode kontrasepsi pada abad 20-an. Sejak itu kontrasepsi dipakai secara luas dimasyarakat. Tetapi sikap, kepatuhan, dan pengetahuan tentang kontrasepsi itu sendiri relatif rendah, sehingga sering kali dijumpai adanya kegagalan dan akhirnya terjadi kehamilan yang tidak di inginkan.
       Apa yang terjadi bila pasangan usia subur (PUS) yang sudah termotivasi untuk menggunakan kontrasepsi dan berusaha untuk mengatur fertilitas mengalami kegagalan pertimbangan-pertimbangan dapat menjadi kehamilan yang diterima atau sebaliknya, maka selanjutnya ia akan berjalan seperti kehamilan yang direncanakan, namun bila kehamilan tersebut tidak diterima maka selanjutnya akan timbul upaya untuk melakukan tindakan aborsi, baik secara aman maupun tidak aman (safe dan unsafe abortions).
       Kontrasepsi Darurat merupakan metoda kontrasepsi yang bertujuan untuk mencegah kehamilan setelah melakukan hubungan seksual tanpa perlindungan (unprotected intercourse) yang digunakan segera setelah melakukan senggama, hal ini juga sering disebut dengan kontrasepsi pasca senggama atau Morning after pill atau morning after treatment.atau disebut juga kontrasepsi sekunder.
       Diharapkan dengan kontrasepsi darurat kehamilan yang tidak diinginkan oleh akibat diatas dapat dicegah. Demikian pula tindakan aborsi sebagai upaya penyelesaian kehamilan yang tidak diinginkan dapat dikurangi. Faktor lain tentang penggunaan kontrasepsi darurat ini adalah pada kasus kasus perkosaan yang akhir-akhir ini sedang marak terjadi dimasyarakat.
       Pemberian informasi yang benar kontrasepsi darurat kepada masyarakat diharapkan dapat membantu masyarakat dan pemerintah dalam memecahkan masalah-masalah kontrasepsi, terutama untuk menghindari kejadian kehamilan yang tidak diinginkan dan Aborsi.

B.       Tujuan
1.        Tujuan Intruksional Umum (TIU)
     Setelah dilakukan penyuluhan, diharapkan peserta dapat mengetahui dan memahami tentang pentingnya kb kontrasepsi darurat.
2.        Tujuan Intruksional Khusus (TIK)
     Setelah dilakukan penyuluhan, diharapkan peserta yang mengikuti jalannya penyuluhan mampu :
-     Pengertian kontrasepsi darurat
-     Manfaat kontrasepsi darurat
-     Efek samping dari kontrasepsi darurat
-     Mekanisme kerja kontrasepsi darurat
-     Indikasi pemakaian kontrasepsi darurat
-     Cara pemakaian kontrasepsi darurat
-     Macam-macam metode kontrasepsi darurat
-     Yang dapat menggunakan pil kombinasi
-     Yang tidak boleh menggunakan pil kombinasi

C.       Pokok Bahasan
Kontrasepsi darurat

D.      Sub Pokok Bahasan
1.    Pengertian kontrasepsi darurat
2.    Manfaat kontrasepsi darurat
3.    Efek samping dari kontrasepsi darurat
4.    Mekanisme kerja kontrasepsi darurat
5.    Indikasi pemakaian kontrasepsi darurat
6.    Cara pemakaian kontrasepsi darurat
7.    Macam-macam metode kontrasepsi darurat
8.    Yang dapat menggunakan pil kombinasi
9.    Yang tidak boleh menggunakan pil kombinasi

E.       Metode
Ceramah dan tanya jawab

F.        Media dan Alat
Laptop, LCD Proyektor, leaflet

G.      Materi
Terlampir

H.      Pengorganisasian
1.    Moderator    :   
Tugas            :    Mengatur jalannya acara pada saat pemberian materi                                                    maupun pada saat pemberian materi dan diskusi.
2.    Presenter       :   
Tugas            :    Menyampaikan Materi
3.    Fasilitator     :   
Tugas            :    Memotivasi dan memfasilitasi peserta untuk aktif selama                                             Penyuluhan
4.    Observer       :   
Tugas            :    Mengamati Proses pelaksanaan kegiatan penyuluhan dari                                        awal sampai akhir meliputi waktu, jumlah peserta dan                                           keaktifannya selama kegiatan berlangsung.


I.         Pengaturan Tempat
M
 
P
 
O
 
Media
 
Pb
 
Pb
 
K
 
K
 
K
 
K
 
K
 
K
 
K
 
K
 
K
 
K
 
K
 
K
 
 






            Keterangan
Pb
 
                                    : Pembimbing
M
 
                                    : Moderator
P
 
K
 
                                    : Presenter
F
 
                                    : Klien
O
 
                                    : Fasilitator
Media
 
                                    : Observer
                                    : Media / Model


J.         Kegiatan Belajar Mengajar
Tahap Kegiatan & Waktu
Kegiatan Penyuluhan
Kegiatan Audiens
Pendahuluan
( 5 menit )
§  Moderator mengucapkan salam
§  Moderator memperkenalkan semua anggota kelompok penyuluhan
§  Moderator membuat kontrak waktu
§  Moderator menjelaskan tujuan penyuluhan yang akan dicapai
§ Menjawab salam

§ Mendengarkan dan memperhatikan

§ Menyetujui kontrak waktu

§ Mendengarkan dan memperhatikan
Pelaksanaan
( 35 menit )
§  Moderator memberi kesempatan menjelaskan materi
§  Menggali pengetahuan audiens tentang kb kontrasepsi darurat
§  Memberi reinforcemen positif pada audiens atas pendapatnya
§  Menjelaskan materi penyuluhan tentang ;
-  Pengertian kontrasepsi darurat
-  Manfaat kontrasepsi darurat
-  Efek samping dari kontrasepsi darurat
-  Mekanisme kerja kontrasepsi darurat
-  Indikasi pemakaian kontrasepsi darurat
-  Cara pemakaian kontrasepsi darurat
-  Macam-macam metode kontrasepsi darurat
-  Yang dapat menggunakan pil kombinasi
-  Yang tidak boleh menggunakan pil kombinasi
§  Memberi reinforcement positif pada audiens atas pendapatnya
§  Memberikan kesempatan audiens untuk bertanya
§  Memberi reinforcement pada audiens atas pertanyaannya
§  Memberikan kesempatan audiens lain untuk memberi pendapat
§  Melengkapi atau memberikan penjelasan atas pertanyaan audiens

§ Mengemukakan pendapat

§ Mendengarkan dan memperhatikan

§ Mendengarkan dan memperhatikan

§ Mengemukakan pendapat

§ Mendengarkan dan memperhatikan

§ Mengajukan pertanyaan

§ Mengemukakan pendapat

§ Menjawab pertanyaan

§ Mendengarkan dan memperhatikan
Penutup
( 5 menit )
§  Presenter mengajukan pertanyaan pada audiens mengenai materi yang dibahas untuk mengevaluasi pemahaman audiens
§  Presenter mengucapkan salam
§  Moderator menyimpulkan hasil ceramah dan tanya jawab
§  Moderator memberi salam penutup
§ Menjawab pertanyaan

§ Menjawab salam

§ Mendengarkan dan memperhatikan

§ Menjawab salam


K.      Evaluasi
1.    Evaluasi Struktur
i.      Peserta penyuluhan..... orang
ii.    Pengaturan tempat teratur, berbentuk persegi panjang
iii.  Suasana tenang
2.    Evaluasi Proses
i.      Selama proses berlangsung diharapkan klien dan keluarga dapat mengikuti seluruh kegiatan penyuluhan
ii.    Selama kegiatan berlangsung diharapkan audiens berperan aktif
3.    Evaluasi Hasil
i.          Audiens dapat menjelaskan pengertian kontrasepsi darurat
ii.        Audiens dapat menjelaskan manfaat kontrasepsi darurat
iii.      Audiens dapat menjelaskan efek samping dari kontrasepsi darurat
iv.      Audiens dapat menjelaskan mekanisme kerja kontrasepsi darurat
v.        Audiens dapat menjelaskan indikasi pemakaian kontrasepsi darurat
vi.      Audiens dapat menjelaskan cara pemakaian kontrasepsi darurat
vii.    Audiens dapat menjelaskan macam-macam metode kontrasepsi darurat
viii.  Audiens dapat menjelaskan yang dapat menggunakan pil kombinasi
ix.      Audiens dapat menjelaskan yang tidak boleh menggunakan pil kombinasi



MATERI PENYULUHAN TENTANG
KB KONTRASEPSI DARURAT

A.      PENGERTIAN KONTRASEPSI DARURAT
            Kontrasepsi Darurat (emergency Contraception) disebut pula sebagai kontrasepsi pasca senggama karena digunakan segera setelah melakukan senggama atau hubungan seksual. Hal ini berbeda dengan kontrasepsi pada umumnya yang digunakan sebelum senggama. Kontrasepsi ini sering pula disebut kontrasepsi sekunder sekunder atau Morning after pill atau morning after treatment.
            Istilah kontrasepsi sekunder asalnya untuk menepis anggapan bahwa obat tersebut harus segera setelah senggama atau harus menunggu keesokan harinya. Apabila tidak, berarti sudah terlambat sehingga tidak bisa berbuat apa-apa lagi. Kontrasepsi ini juga untuk menekan bahwa cara KB ini lebih baik daripada tidak sama sekali, namun tetap kurang efektis bila dibandingkan dengan cara KB yang rutin dan benar.

B.       KEEFEKTIFAN KONTRASEPSI DARURAT
            Kontrasepsi darurat adalah satu-satunya metode kontrasepsi yang digunakan setelah hubungan seks. Tingkat keberhasilan ketika dikonsumsi 72 jam setelah berhubungan seksual adalah 89% dan ketika dikonsumsi dalam 24 jam setelah berhubungan seksual adalah 95%. Namun keefektifan pil ini tidak sepadan dengan pil KB yang rutin diminum. Untuk itu, sebaiknya jangan terlalu sering menggunakan ini. Hanya gunakan di saat darurat saja ketika terpaksa.
            Karena kontrasepsi darurat tidak mencegah semua kehamilan, seorang wanita harus berkonsultasi dengan dokternya jika ia tidak mendapat haid setelah meminum pil kontrasepsi daruratnya.



C.      JENIS KONTASEPSI DARURAT
1.        Alat Kontrasepsi Dalam Rahim/AKDR/IUD
Pemasangan Alat Kontrasepsi Dalam Rahim/AKDR (IUD) Sebagai Kontrasepsi Darurat. Selain dengan memakai pil (baik dedicated pills atau pil KB biasa), metode kontrasepsi darurat lain yang juga bisa dilakukan adalah dengan pemasangan AKDR jenis copper-T dalam waktu lima hari setelah terjadinya hubungan seksual tanpa perlindungan.
       Mekanisme kerja sebagai metode biasa (yang dipasang sebelum hubungan seksual terjadi), AKDR mengubah transporatsi tubal dan rahim dan mempengaruhi sel telur dan sperma sehingga pembuahan tidak terjadi. Sebagai kontrasepsi darurat (dipasang setelah hubungan seksual terjadi) dalam beberapa kasus mungkin memiliki mekanisme kerja yang sama dengan mekanisme kerja AKDR sebagai alat kontrasepsi biasa di atas, namun pada kontrasepsi darurat ini, mekanisme yang lebih mungkin adalah dengan mencegah terjadinya implantasi (penyarangan sel telur yang telah dibuahi ke dinding rahim).
       Lebih dari 8400 AKDR jenis copper-T telah dipasangkan setelah terjadinya hubungan seksual sejak 1976, dengan hanya 8 kehamilan terjadi: berarti angka kehamilan di bawah satu dalam 1000, sehingga pemasangan AKDR sebagai kontrasepsi darurat menurunkan risiko kehamilan sampai lebih dari 99%.
       Efek samping pemasangan AKDR termasuk diantaranya: rasa tidak enak di perut, perdarahan per vaginam atau spotting, dan infeksi. Sedangkan efek samping dari penggunaan AKDR termasuk: perdarahan yang banyak, kram, infeksi, kemandulan dan kebocoran rahim.

2.        Pil Khusus Pencegah Kehamilan/PKPK (Mergency Contraceptive Pills/ECPs)
       Sebagaimana halnya dengan istilah kontrasepsi darurat, sampai saat ini belum ada kesepakatan istilah dalam bahasa Indonesia untuk Emergency Contraceptive Pills. Kebanyakan istilah yang dipakai adalah Pil Khusus Pencegah Kehamilan/PKPK. Beberapa alternatif istilah adalah pil darurat, pil pasca senggama, pil 72 (karena diminum maksimal dalam waktu 72 jam setelah hubungan seksual tanpa perlindungan), dsb. Dalam istilah kedokteran, dulu pil ini dikenal sebagai “morning after pills”. Istilah “morning after pills” ini sekarang dirasakan tidak tepat karena tidak menunjukkan waktu pemakaian yang tepat dari metode ini yang dapat dipakai sampai maksimal 72 jam setelah hubungan seksual yang tidak terlindungi. Selain itu istilah ini juga tidak mencakup pesan penting dari metode ini yaitu bahwa metode ini hanya dipakai untuk keadaan ‘darurat’ dan tidak dimaksudkan untuk pemakaian rutin/reguler. Oleh karena itu istilah yang dipakai dalam bahasa Inggris sekarang adalah “Emergency Contraceptive Pills”. Yang dimaksud dengan metode ini adalah berbagai metode hormonal yang dapat dipakai untuk mencegah kehamilan setelah terjadinya hubungan seksual tanpa perlindungan.
       Pil khusus pencegah kehamilan (PKPK) bekerja dengan cara mencegah atau menunda ovulasi, mencegah pembuahan, atau mencegah penempelan hasil pembuahan ke dalam dinding rahim. Pil khusus pencegah kehamilan tidak akan efektif jika penempelan hasil pembuahan telah terjadi. Pil tidak dapat menyebabkan aborsi jika kehamilan telah terjadi. Ada 2 jenis PKPK yaitu:
1)   Pil KB biasa yang berisi kombinasi antara estrogen (ethynilestradiol) dan progestin (levonorgestrel atau dl-norgestrel). Regimen ini dikenal sebagai “Metode Yuzpe” dan telah diteliti dan dipakai secara luas sejak pertengahan tahun 1970-an.
a.    Untuk pil dosis tinggi yang berisi ethynilestradiol 50 mg dan levonorgestrel 250 mg (atau dl-norgestrel 500 mg): dua buah pil harus diminum maksimal 72 jam setelah hubungan seksual tanpa perlindungan diikuti dengan dua buah pil 12 jam kemudian
b.    Untuk pil yang berisi ethynilestradiol 30 mg dan levonorgestrel 150 mg (atau dl-norgestrel 300 mg): 4 buah pil harus diminum maksimal 72 jam setelah hubungan seksual tanpa perlindungan diikuti 4 pil 12 jam kemudian.

2)   Pil yang berisi progestin saja,
       Termasuk  di sini adalah pil yang khusus dibuat sebagai kontrasepsi darurat (dedicated product, Postinor-2 untuk Indonesia). Untuk pil yang berisi levonorgestrel 750 mg (0,75mg) : satu pil diminum maksimal 72 jam setelah hubungan seksual tanpa perlindungan, diikuti dengan 1 pil 12 jam kemudian Untuk pil yang berisi levonorgestrel 30 mg : 25 pil harus diminum maksimal 72 jam setelah hubungan seksual tanpa perlindungan, diikuti dengan 25 pil 12 jam kemudian Untuk pil yang berisi dl-norgestrel 75 mg : 20 pil harus diminum maksimal 72 jam setelah hubungan seksual tanpa perlindungan, diikuti dengan 20 pil 12 jam kemudian.

D.      EFEK SAMPING DARI KONTRASEPSI DARURAT
          Banyak wanita yang mengonsumsi pil kontrasepsi darurat mengalami efek samping seperti mual, muntah, nyeri payudara, pusing, kepala berputar, dan kelelahan. Beberapa efek samping biasanya jarang terjadi, dan kebanyakan bertahan dalam 1 hingga 2 hari. Siklus menstruasi seorang wanita mungkin dapat menjadi tidak teratur setelah mengkonsumsi kontrasepsi darurat. Adapun efek samping pemasangan AKDR termasuk diantaranya adalah rasa tidak enak di perut/kram, perdarahan yang banyak, spotting, dan infeksi

E.       MEKANISME KERJA KONTRASEPSI DARURAT
            Mekanisme kerja kontrasepsi darurat yang selama ini diketahui adalah menghambat atau menunda ovulasi, menghambat perjalanan sel telur atau sperma dalam saluran tuba, mempengaruhi fase luteal, Embriotoksik, menginduksi aborsi dan mencegah implantasi dengan merubah kondisi endometrium.

F.       INDIKASI KONTRASEPSI DARURAT
Kontrasepsi darurat adalah untuk mencegah kehamilan yang tidak dikehendaki setelah pasangan suami istri melakukan senggama yang tudak terlindungi, misalnya pada kelompok unmet need, kasus pemerkosaan. Hal ini juga di indikasikan pada pasangan suami istri yang sudah mengenakan kontrasepsi baik secara alamiah ataupun medis, namun kurang adekuat, seperti :
-       Salah Hitung (Kalender
-       Kondom Bocor, lepas dan salah menggunakanya
-       Diafragma robek atau diangkat terlalu cepat
-       Vaginal tablet tidak larut
-       Terlambat ngangkat (roti gosong)
-       Pemakaian kontrasepsi tidak benar, lupa minum pil
-       AKDR eksplusi
-       Tidak suntik lebih dari 2 minggu

G.      CARA PEMAKAIAN KONTRASEPSI DARURAT
       Kontrasepsi Darurat dapat diberikan dalam 2 macam cara pemberian, yaitu teknik dengan menggunakan AKDR yang mengandung tembaga dan medic (Hormonal) yang diberikan secara oral.
1.    Cara Mekanik
          Satu-satunya kontrasepsi darurat mekanik adalah AKDR yang mengandung logam tembaga, jika dipasang dalam waktu 5-7 hari setelah senggama. AKDR ini mampu mencegah kehamilan. Alat kontasepsi melepaskan ion tembaga yang mematikan sperma dan menyebabkan perubahan pada endometrium sehingga mencegah terjadinya nidasi. Dalam suatu analisa dari 20 penelitian terhadap pemasangan AKDR tembaga pascasenggama menunjukan bahwa angja kegagalan tidak lebih dari 0,1 % selanjutnya AKDR dapat dipakai terus dan efektif dapat mencegah kehamilan hingga 10 tahun. Cara ini merupakan kontraindikasi bagi wanita yang menderita atau terpapar penyakit akibat hubungan seksual.
          Penelitian lain membuktikan penggunaan AKDR tembaga sampai 5 hari setelah senggama tanpa perlindungan atau 5 hari setelah terjadi ovulasi yang diperkirakan sangan efektif untuk mencegah kehamilan. dilaporkan juga AKDR tembaga ini keefektifanya dalam mencegah kehamilan sampai 99%.

2.    Cara Medik (Hormonal)
          Terdapat paling sedikit 5 cara pemberian kontrasepsi darurat yang telah diteliti secara luas, metode terbanyak masing-masing bersifat hormonal dan saat ini diterapkan secara oral. Sekalipun pemberian pervaginam sedang tahap penelitian, namun kepustakaan yang telah dipublikasikan masih terbatas pada pemberian oral.
1)   Progestin
          Cara kontrasepsi darurat menggunakan turunan progesterone terdiri dari 0,75 mg levonogestrel yang terbagi dalam 2 dosis. pemberian dimulai dalam jangka waktu 48 jam setelah senggama. Walaupun cara ini termasuk yang pertama kali ditemukan tahun 1960, hanya sedikit penelitian yang telah dipublikasikan yang menggunakan tentang afektifitas kontrasepsi pasca senggama. Dilaporkan angka kegagalan 2,4%.

2)   Estrogen
       Pemberian estrogen dosis tinggi sama efektifnya seperti metoda Yuzpe. Namun efek sampingnya lebih sering timbul pada kasus, pemberian estrogen dosis tinggi harus diberikan dalam waktu 72 jam setelah senggama. Hal ini penting diketahui karena bila sampai lebih dari 72 jam disamping kurang berguna akan menimbulkan efek teratogen. Pil diminum 2x sehari selama 5 hari. setiap kali yang diminum sama dengan 25 mg DES etinil estradiodibutuhkan 2,5 mg per dosis sedangkan estrogen yang teresrifikasi dan terkenyugasi masing masing dibutuhkan 10 mg perdosis ny atau 5 mg esteron perdosisnya.
3)   Kombinasi Estrogen dan Progresteron
          Secara keseluruhan cara ini terdiri dari 200 mg etinistradiol dan 1,0 mg levonogestrol.pemberian dapat dimulai segera setelah senggama hingga 72 jam kemudian dengan dosis 100 mg etinilestradiol dan 0,5 mg levonogestrol dengan dosis yang sama diulang 12 jam kemudian.

4)   Anti Progesteron
          Metode baru dengan pemakaian anti progestin ini dapat digunakan tanpa mengindahkan tenggang waktu setelah hubungan seksual yang tidak terlindung, tak penting pula berapa kali hubungan seksual dilakukan pada fase luteal. Jika Jika anti progestin diberikan pada fase luteal, perdarahan ini terjadi tanpa memandang terjadinya pembuahan dini atu hasil konsepsi tersebut telah nidasi atau belum.

H.      YANG DAPAT MENGGUNAKAN PIL KOMBINASI
Pada prinsipnya hampir semua ibu boleh menggunakan pil kombinasi
1.        Usia  reproduksi
2.        Telah memiliki anak / pun yang belum memiliki anak
3.        Postur tubuh gemuk/kurus
4.        Mengingkari metode kontrasepsi dengan efektivitas tinggi
5.        Setelah melahirkan dan menyusui
6.        Setelah melahirkan 6 bulan yang tidak memberikan ASI eksklusif sedangkan semua cara kontrasepsi yang dianjurkan tidak ada yang cocok pada ibu tersebut.
7.        Pasca keguguran
8.        Anemia karena haid berlebihan
9.        Nyeri haid hebat
10.    Siklus haid tidak teratur
11.    Riwayat kehamilan ektopik
12.    Kelainan payudara jinak
13.    Kencing manis tanpa komplikasi pada ginjal, pembuluh darah, mata dan syaraf
14.    Menderita tuberculosis (kecuali yang menggunakan rifhampisin)
15.     Varises vena

I.     YANG TIDAK BOLEH MENGGUNAKAN PIL KOMBINASI
1.      Hamil / dicurigai hamil
2.      Menyusui eksklusif
3.      Perdarahan pervaginam yang belum diketahui penyebabnya
4.      Penyakit hati akut/hepatitis
5.      Perokok dengan usia lebih dari 35 tahun
6.      Riwayat penyakit jantung, stroke atau tekanan  darah lebih dari 180/110 mm
7.      Riwayat gangguan faktor pembekuan darah / DM ³ 20
8.      Kanker payudara / dicurigai kanker PD
9.      Migran dan gejala neurologik fokal (epilepsi/riwayat epilepsi)
10.  Tidak dapat menggunakan pil secara teratur/setiap hari